Langsung ke konten utama

cara cepat belajar sound system

TEKNIK DASAR AUDIO



sebelum belajar sound system kita harus belajar frekuensi yang sering orang menyebut equalizer. Equalizer secara umum dapat dibagi dua, yaitu Graphic dan Parametric.

Graphical EQ banyak dipakai pada Equalizer rumahan, sedangkan yang banyak kita pakai dalam dunia audio engineering adalah parametric EQ.
Parametric EQ memiliki tiga buah parameter yang dapat disetel yaitu:
Center frequency : Frequency tengah yang ingin anda cut / boost (potong / tambah)
Gain : jumlah cut / boost dalam satuan dB
Q Factor : Lebar atau sempit nya bandwith dari frequency yang di cut / boost
Q factor: semakin tinggi angka nya, semakin sempit frequency yang terkena. Semakin rendah Q nya, semakin lebar frequency yang kena.
Selain Bell Shape EQ yang dapat kita tentukan Q nya, kita mengenal juga yang namanya Shelving EQ. Pada shelving EQ, bandwith dan center frequency tidak lagi relevan. Sebagai ganti nya f di deskripsikan sebagai cut-off frequency, dan g adalah slope nya.

Low Shelf  EQ: Semua frequency dibawah f yang kita tentukan akan terkena boost / cut
High Shelf EQ: Semua frequency diatas f yang kita tentukan akan terkena boost / cut
High Pass  EQ: Semua frequency dibawah f yang kita tentukan akan dipotong / dibuang.
Low Pass   EQ: Semua frequency diatas f yang kita tentukan akan dipotong / dibuang.

EQ sebaiknya digunakan sesudah proses tracking. Artinya, pada saat merekam suatu suara, baik itu vocal, atau gitar, dianjurkan untuk tidak meng EQ nya terlebih dahulu. Biasakanlah untuk mencari sound yang terbaik pada saat merekam. Mungkin dengan merubah letak microphone, mengganti microphone nya, atau alat musik nya. Yang harus diingat, anda tak dapat mem boost/cut apa yang tidak ada dari awal nya.

Low Cut Filter: Digunakan ketika merekam vocal dengan jarak dekat. Karena ada nya proximity Effect, juga menjaga getaran2 spt dari kaki, AC, dll nya.
Apabila anda terpaksa meng EQ lebih dari 9 dB, apabila mungkin, cobalah untuk merubah posisi microphone atau men tune alat musik anda untuk mendapatkan sound yang diinginkan.Apabila anda kebagian job mixing sementara orang lain yang men track nya, maka anda mau tak mau terpaksa menggunakan EQ. Dalam hal inicobalah untuk menghindari penggunaan lebih dari 9 dB. Penggunaan EQ, terutama saat mem boost nya, memiliki efek samping yaitu phase shifting. Lebih baik utk meng cut, karena efek samping nya tidak sebesar mem boost.
Gunakan "cut" utk menghilangkan frequency yg bermasalah atau membuat sound menjadi lebih baik. Gunakan "boost" utk merubah warna dari sound.

Natural EQ
Asli nya di alam, frequency yang ber energy rendah adalah high frequency. Jadi nya pada jarak yang jauh, yang pertama kali hilang adalah high frequency nya. Sebagai contoh: Apabila kita mendengar suara drum dari ruangan sebelah, suara kick drum ( low frequency )dapat menembus tembok karena memiliki energy lebih dibandingkan dengan suara cymbal ( High Frequency ). Teori ini kita pergunakan sewaktu mixing dan ingin membuat beberapa instrument terdengar lebih jauh.


Penggunaan EQ

Penggunaan EQ sebenarnya dapat menurunkan kualitas dari sound. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mencari sound yang diinginkan dari awal nya. Ingatlah bahwa anda tak dapat meng-cut atau boost frequency yang tidak ada dari awal nya. Sebagai contoh, apabila seseorang menaruh bantal diantara beater kick drum dan microphone, maka bagaimanapun anda mem-boost atau meng-cut frequency, maka tetap tak akan mendapatkan sound yang diinginkan.
Jangan meng EQ instrument utk menjadikan nya terdengar enak dalam solo, tetapi bagaimana membuat instrument itu terdengar baik di dalam mix. Contoh nya: Full Range gitar solo terdengar enak waktu solo, tapi mungkin akan menabrak instrument lain nya dalam mix.

EQ biasa digunakan untuk:
Merubah warna dari sound
Memisahkan dua instrument yang frequency nya bertabrakan
Menyingkirkan frequency kotor yang mengganggu Mastering

Frequency dapat dibagi atas:

1. Very Low yaitu dari sekitar frekuensi 80 Hz kebawah s/d 20 Hz
2. Low sekitar frekuensi 80 Hz - 350 Hz
3. Low Midrange         sekitar  frekuensi 350 H

Berikut cuplikan video :





Komentar

Postingan populer dari blog ini

menghitung laba akuntasi perusahaan

CARA PERHITUNGAN LABA LABA KOTOR   Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok LABA USAHA   Laba Usaha = Laba Kotor – Beban Usaha LABA SEBELUM PAJAK   LSB = Laba Usaha + (Pendapatan Non Usaha – Beban Non Usaha) LABA BERSIH   Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Pajak (15%) JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN Laporan Laba/Rugi Laporan Ekuitas Neraca Laporan Arus Kas CARA MENGHITUNG LABA/ RUGI Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjaualan Penjualan Bersih = Penjualan – Retur Penjualan dan Pengurangan Harga – Potongan Penjualan Catatan Atas Laporan Keuangan KONSEP LABA/RUGI Jika biaya lebih kecil dari penerimaan, maka akan lahir konsep LABA Jika biaya lebih besar dari penerimaan, maka akan lahir konsep RUGI Jika biaya sama dengan penerimaan, maka akan lahir konsep impas (Break Event Point) RUMUS L = TR – TC Keterangan:   L  : Laba/Rugi   TR  : Penerimaan Total   TC  : Pengeluaran (Biaya Total) Jika L negat